Setelah mengunjungi Sirukam Dairy Farm, kami melanjutkan perjalanan ke salah satu pemandian air panas di Solok, yaitu Pemandian Aia Angek Bukik Kili.
Pilihan ini berdasarkan rating di Google Maps yang menjadi salah satu tertinggi dan memiliki fasilitas yang memisahkan mandi antara laki-laki dan perempuan.
Selain itu, karena di Pemandian Aia Angek Bukik Kili memiliki masjid, kami sekaligus salat Dzuhur. Biaya masuknya adalah Rp5.000 per orang.

Sesampainya di sana, saya, mama, dan keponakan masuk ke kolam khusus perempuan, tetapi yang mandi hanya mereka berdua dan saya hanya menjaga barang bawaan.

Saat itu, suasana sangat ramai dengan banyaknya lansia yang mandi sekaligus terapi badan. Kami menghabiskan sekitar 45 menit di kolam pemandian air panas Solok ini.

Baca Juga: 7 Kegiatan Saat Keliling ke Sirukam Dairy Farm
Mama sambil mandi juga berenang bolak-balik. Keponakan saya cuma main air di sekitaran tepi kolam karena tidak kuat dengan air panasnya.

Sambil memantau mereka dan barang bawaan, saya hanya merendamkan kaki di kolam air panas ini.
Pemandian Aia Angek Bukik Kili mendapatkan aliran air panas langsung dari perut Gunung Talang, sehingga ada bagian kolam yang sangat panas.
Harapan saya adalah kebersihan kolam lebih dijaga karena lantai keramiknya banyak berlumut dan sangat berisiko untuk orangtua dan anak kecil.
Selain itu, saya juga menemukan rambut rontok bertebaran, sampah sisa makanan, dan sachet sampo berserakan.
Walaupun sudah ada peraturan yang melarang pengunjung untuk menggosok gigi atau mandi pakai sabun, namun banyak juga yang melanggar.

Fasilitas kamar mandi sebenarnya sudah ada, namun banyak yang tetap mandi di kolam. Satu lagi, karena tidak ada loker untuk menyimpan barang bawaan, jadi saya tidak jadi ikut mandi apalagi ditambah pula kondisi sekitaran kolam kurang bersih.
Ekspektasi saya adalah pengunjung akan membersihkan badannya di kamar mandi dan di kolam untuk merendamkan badan atau berenang.
Dengan kondisi ini, langsung mengingatkan saya dulunya mandi di tabek (kolam) masjid di kampung mama di Koto Tuo, Balai Gurah, Ampek Angkek, Kota Bukittinggi.
Baca Juga: Healing ke Pemandian Lumin Padang
Di mana tabek itu digunakan orang-orang untuk mandi, menggosok gigi, badan, hingga keramas juga mencuci pakaian.
Tapi bedanya adalah tempat itu tidak digunakan untuk komersial dan memang bertujuan untuk fasilitas masyarakat setempat melakukan aktivitasnya walaupun airnya sangat dingin.
Sehabis mandi, kami menikmati Indomie rebus di warung dekat parkiran mobil. Kami kemudian melanjutkan perjalanan pulang ke Padang.
Saat kami hendak pulang, area parkiran semakin ramai dengan mobil berbagai pelat. Pemilik warung mengatakan bahwa semakin malam, pengunjung semakin ramai untuk mandi atau terapi. Bahkan, ada yang menginap di area tersebut.

Itulah pengalaman saya bersama keluarga di Pemandian Aia Angek Bukik Kili. Semoga cerita ini bermanfaat bagi yang ingin berkunjung ke sana.
Be First to Comment