Pengalaman ke Hanoi dimulai dari setelah pesawat Malindo Air yang saya naiki akhirnya landing di Bandara Internasional Tan Son Nhat Kota Ho Chi Minh setelah transit di Bandara Kuala Lumpur.
Lalu, saya langsung mencari di mana lokasi transit yang menuju ibukota Hanoi.
Saat itu, sebelumnya saya sudah membooking tiket pesawat domestiknya yaitu Vietjet Air lewat aplikasi Traveloka.
Di Hanoi, saya menghabiskan waktu liburan selama tiga hari di mana, di hari pertama, saya mencoba mencicipi kuliner khas Vietnam yaitu Pho Bo dan pergi ke Hanoi Train Street.
Mungkin rutinitas hari pertama hanya sedikit saya jelajahi karena sehabis tiba di hostel, saya istirahat karena badan agak capek sehabis perjalanan dari Indonesia ke Vietnam.
Baca Juga: Pengalaman Naik Vietjet Air
Pada hari kedua, saya akan pergi ke Ha Long Bay (Teluk Ha Long) di mana pemandangannya seperti Raja Ampat di Indonesia.
Untuk hari ketiga, saya mengelilingi sekitar Old Quarter Hanoi dan melihat bangunan bersejarah ibukota ini.
Nah, tulisan saya kali ini akan berbagi tentang pengalaman ke Hanoi sendirian di hari pertama.
Dimulai dari bagaimana cara saya pergi ke Old Quarter Hanoi sampai ke Train Street Hanoi. Yuk cek!
Naik Bus 86 ke Old Quarter Hanoi
Pesawat yang saya naiki yaitu Vietjet Air akhirnya tiba tengah malam dengan selamat di Bandara Noi Bai.
Setiba di sana dan masih malam, saya putuskan untuk tidur sementara di lobby bandara di mana saat itu banyak juga backpacker yang istirahat di sana sambil menunggu pagi hari.
Saya lentangkan badan di beberapa kursi yang kosong dengan kain selimut tenun yang saya beli di Labuan Bajo, NTT.
Sambil rebahan dan tidur-tiduran, saya langsung cari informasi fasilitas transportasi umum murah dari Bandara Noi Bai ke Old Quarter Hanoi.
Akhirnya, saya menemukan sebuah aplikasi bernama BusMap. Aplikasi ini juga memberikan informasi tentang jadwal, posisi secara realtime, dan tarif biaya bus di beberapa kota di Vietnam.
Ibarat saat saya berada di ibukota Jakarta untuk mengetahui posisi bus Transjakarta, saya bisa menggunakan aplikasi Trafi.
Baca Juga: 15 Aplikasi Saat Traveling ke Luar Negeri Seperti Vietnam
Berdasarkan informasi di aplikasi BusMap sebelumnya, saya harus naik Bus 86 dari Bandara Noi Bai menuju ke lokasi hostel yang sudah saya pesan.
Hostel saya berada di pusat wisata Hanoi atau yang dikenal Old Quarter.
Nah, informasi sudah saya dapatkan. Saya lanjutkan saja untuk tidur sejenak di bandara karena masih ada waktu kurang lebih empat jam menuju waktu shubuh.
Sudah pagi hari, saya lanjutkan jalan kaki ke tempat penungguan bus. Ternyata jaraknya yang cukup jauh di mana saya menghabiskan waktu selama 20 menit.
Posisi pool busnya yang terletak di dekat pusat parkir bandara. Jika ditanya pengalaman naik bus 86 ini sama ibarat saat saya naik bus Transjakarta.
Biaya naik bus ini sebesar 35.000 Dong atau Rp22 ribu selama kurang lebih 1,5 jam. Pembayaran dilakukan secara cash ke kernet bus.
Sepanjang perjalanan, saya ketiduran. Untungnya, kernet bus membangunkan saya saat hampir sampai di dekat lokasi hostel yang saya pesan. Terima kasih petugas Bus 86.
Jalan-Jalan di Area Pusat Wisata Old Quater Hanoi
Setelah 1,5 jam, akhirnya saya sampai juga di pusat wisata Old Quarter Hanoi.
Dari pemberhentian bus 86 ini, saya langsung mencari lokasi hostel yang telah saya booking sebelumnya dengan bantuan Google Maps.
Berdasarkan hasil pencarian Google Maps, ternyata lokasi hostel yang akan saya inap cukup jauh jika saya pergi ke sana dengan berjalan kaki. Kira-kira butuh waktu selama 30 menit.
Juga, banyak tawaran bapak-bapak untuk menaiki becaknya. Namun, karena takut bayarnya overprice, akhirnya saya putuskan untuk jalan kaki saja sambil ambil foto spot yang bagus.
Selama berjalan kaki, saya merasakan vibe Old Quater Hanoi sangat mirip saat saya berada di Ubud, Bali. Banyak bangunan lama, kumpulan turis, spot pariwisata yang layak buat liburan.
Saya berencana akan explore apa-apa saja yang ada di Old Quarter Hanoi pada hari ketiga yang merupakan hari terakhir saya di kota ini.
Baca Juga: Hari Terakhir Berkeliling Tempat Wisata Hanoi Vietnam
Mencoba Makanan Tradisional Vietnam Mie Sapi “Pho Bo” di Pho Thin 1955
Salah satu rekomendasi dari Trip Advisory adalah mencoba makanan khas Vietnam, Mie Sapi atau dikenal dengan sebutan Pho Bo.
Saat menuju hostel, ternyata kedai ini searah dengan lokasi penginapan saya. Awalnya, saya tidak berniat untuk makan dan hanya berencana mengambil foto kedai tersebut saja.
Soalnya, saya agak ragu apakah makanan ini halal atau tidak. Setelah saya cek beberapa review di internet, ternyata hidangan ini menggunakan daging sapi.
Akhirnya, saya beranikan diri mencoba Pho Bo ini. Apalagi, saya belum sempat sarapan dan butuh tenaga untuk lanjut jalan kaki setelah ini.
Rasa kuah Pho Bo ini cukup kuat akan rasa rempah-rempah. Dagingnya lembut dan kerasa bumbunya. Enaklah.
Ini mengingatkan saya saat makan soto daging. Yang bedanya adalah ukuran mie hoon dan potongan daun bawang Pho Bo yang besar daripada soto.
Nah, ngomong-ngomong, ini satu porsi sangat banyak, ya teman-teman. Apalagi, banyak dikasih dagingnya. Sehingga, cukup bagi saya untuk tidak makan siang.
Sesuailah harganya satu porsi harus bayar 50 ribu Dong atau setara dengan Rp32 ribu. Ini belum termasuk harga air mineral sebesar Rp6 ribu.
Oh ya, bagi kamu yang habis perjalanan jauh dan badan terasa masuk angin, cocok makan ini. Karena, menghasilkan banyak keringat.
Sampai di Ibiz City Hostel Hanoi
Hal yang buat saya senang ke Vietnam adalah penginapan hostelnya yang ditawarkan tergolong cukup murah. Saat itu saya booking di Agoda untuk dua hari hanya membayar sebesar Rp90 ribu.
Ini sudah mendapatkan fasilitas full AC lengkap, kamar mandi bersih, WIFI, dan tentu saja sarapan gratis.
Terus, lokasi hostel yang saya pilih sangat strategis dan harga yang ditawarkan sangat terjangkau.
Tiap malam di jalan masuk gang hostel ini penuh streetfood dan acara musik. Saat sampai di hostel, saya mandi dan tidur sebentar untuk persiapan keliling sekitar old quarter.
Salah satu target wishlist yang akan saya kunjungi di kota ini adalah Train Street Hanoi.
Berkunjung ke Train Street Hanoi
Setelah sholat magrib, saya pergi ke luar menuju lokasi Train Street Hanoi. Butuh waktu kurang lebih 30 menit dari hostel yang saya inap.
Saat menuju ke sana, saya terpesona keindahan Old Quarter Hanoi saat malam hari. Saya sempatkan ambil foto di sekitar Danau Hoam Kiem yang indah.
Lalu, saya berjalan kaki menuju ke Train Street Hanoi sekitar pukul 19.30. Hasil berkeliling ini, saya bisa menghabiskan dua liter air mineral.
Saat tiba, ternyata kereta api pertama sudah melintas dan saya harus menunggu jadwal kereta selanjutnya yang akan melintas.
Kondisi saat itu sangat ramai sekali. Banyak turis asing mengambil foto di tengah jalur rel kereta sambil menunggu kereta lewat.
Karena sudah lapar, saya cari lokasi tempat makanan yang strategis sambil juga melihat kereta api yang lewat.
View this post on Instagram
Di video di atas, bisa teman-teman lihat jarak saat kereta melintas sangat dekat dengan rumah-rumah yang berjejer.
Untungnya, warga di sana sudah hapal jadwal kereta melintas. Di warung tempat saya makan juga menyediakan informasi jam berapa kereta api akan lewat.
Akhirnya, pukul 20.10, saya bisa melihat kereta api melintas. Saat mau melintas, saya bisa mendengar bunyi keras klakson peringatan dari kereta api dengan gerakan tidak cepat.
Mungkin ada berjarak 50 cm antara saya dengan kereta api tersebut. Waktu sudah hampir jam set 11 malam, saya langsung balik ke lokasi hostel.
Saat pulang, saya merasakan suasana malamnya sama seperti saat saya di Indonesia. Namun yang buat saya tetap waspada adalah beberapa jalan sudah mulai sepi.
Apalagi lokasi Train Street Hanoi yang terletak agak jauh dari pusat lokasi para turis menginap (Old Quarter).
Jadi musti was-was saat saya berjalan kaki sendirian. Oleh karena itu, saya cari jalan yang sesuai panduan dari Google Maps.
Baca Juga: Intip Serunya Menikmati Keindahan Halong Bay Vietnam
Nah, begitulah cerita pengalaman saya ke Hanoi untuk hari pertama.
Untuk besoknya, saya masih berada di Hanoi namun pergi ke tempat wisata yang katanya mirip Raja Ampat di Indonesia yaitu Ha Long Bay.
Be First to Comment